makalah asbabunuzul
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Al-quran
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril
dan merupakan petunjuk bagi manusia. Dari pengertian ini maka Al-quran
mempunyai tiga katagori penting, yaitu kalam Allah, diturunkan kepada Nabi
Muhammad, dan petunjuk hidup.
Dari katagori
Kalam Allah, maka bisa disimpulkan bahwa Al-quran ada yang menciptakan, yaitu
Allah SWT. Atau dapat juga diartikan bahwa Al-quran benar benar karya Allah
bukan karya manusia ( Muhammad SAW ). Maka dari itu, Al-quran harus di imani,
di taati atau di amalkan. Karena terkait oleh Allah SWT yang menciptakan kita
yang membuatnya. Disamping itu katagori ini menyatakan membantah pandangan kaum
qurais yang menyatakan Al-quran buatan Nabi muhammad SAW.
Dari katagori
diturunkan kepada Nabi Muhammad, maka diartikan bahwa Al-quran dengan
kesempurnaannya memiliki objek atau saran yaitu Nabi Muhammad SAW. Atau dalam
pandangan lain katagori kedua ini mempunyai pandangan yang sama dengan katagori
pertama, yaitu membantah pandangan kaum qurais yang menyatakan Al-quran buatan
Nabi muhammad SAW.
Dari katagori
senagai petunjuk bagi manusia, maka ini merupakan penjabaran dari katagori
kesatu dan kedua yaitu Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad, bukan bersifat
khusus untuk Nabi Muhammad, tapi untuk umat manusia yang hidup di akhir zaman
dengan petunjuk yang tersirat didalamnya. Disamping itu Al-quran dikatakan
petunjuk bagi manusia artinya Al-quran bukan tongkat atau benda mati yang
kososng dan tidak berisi, tetapi Al-quran memiliki sebuah isi yang merupakan risalah
dan petunjuk hidup manusia.
Dari
penjabaran singkat yang diuraikan penulis diatas maka dapat dilihat adanya
struktur yang sistematis dalam proses diturunkannya Al-quran, yaitu dari Mulai
Allah kemudian kepada Malaikat dan kepada Nabi Muhammad.
Namun fakta
hari ini Al-quran banyak disalahgunakan, yang menyebabkan keluar dari tujuan
mutlak diturunkannya Al-quran, seperti realita Al-quran sebagai propesi ataupun
popularitas diri. Sehingga fungsi Al-quran mulai tidak melekat pada pribadi
manusia.
Oleh karena
itu kajian tentang asbabunujul penting untuk di kaji, salah satunya penulis
mengundang melalui makalah sederhana ini.
B. Rumusan Masalah
Supaya
pembahasan dalam makalah ini tidak
terlalu melebar,maka penulis mencoba
Merumuskan masalah yang Akan di tulis, yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan Asbabunuzul?
b. Apa saja macam-macam asbabunujul?
c. Apakah kegunaan asbabunujul?
d. Bagaimana cara mengetahui asbabunujul
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian asbabunuzul!
b. Untuk mengetahui macam-macam asbabunujul !
c. Untuk mengetahui kegunaan asbabunujul !
d. Untuk mengetahui cara mengetahui asbabunujul
D. Metode penulisan
Dalam
penuyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan
(Bibliografi),yaitu dengan cara membaca buku buku yang berkaitan dengan masalah
yang akan ditulis. Kemudian buku-buku tersebut penulis jadikan reperensi yang
siap untuk di pertaggung jawabkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Asbabunuzul
Mengenai pengertian asbabunujul, maka para ulama mendefinisakan sebagai
berikut:
a. Menurut
Az-Zarqani
Didefinisikan bahwa
Asbabun Nuzul merupakan sesuatu yang khusus untuk menggambarkan sesuatu yang
terjadi yang berhubungan dengan turunnya ayat Al Quran yang berfungsi sebagai
penjelas hukum pada saat peristiwa terjadi.
b. Menurut
Ash-Shabuni
Didefinisikan bahwa
Asbabun Nuzul sebagai peristiwa yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa
ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan
agama.
c. Menurut
Shubhi Shahih
Dapat didefiniskan
bahwa Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al Quran yang menyiratkan peristiwa yang terjadi sebagai respon
cepatnya. Atau sebagai penjelas hukum-hukum di saat peristiwa itu
terjadi.
d. Menurut
Mana’ Al-Qthathan
Asbabun Nuzul
merupakan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Quran yang berkenaan
dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa
pertanyaan yang di ajukan kepada nabi.
Adapun pengertian asbabunnuzul secara bahasa merupakan
bentuk idhofah dari kata asbab dan nuzul, jadi dapat di artikan sebagai sebab
sebab yang melatar belakangi turunnya sesuatu. Namun asbabunuzul lebih
cenderung terhadap sebab sebab diturunkannya al-quran.
B. Macam - Macam Asbabunnuzul
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul
dapat dibagi menjadi :
a. Ta’addud al-asbab wa al-nazil wahid,
Hal ini sebab turunnya lebih dari satu dan
ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun satu,
b. Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid
persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang
turun lebih dari satu sedang sebab turunnya satu .
sebab turun ayat disebut ta’addud
karena wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu, sebaliknya apabila satu
ayat atau sekelompok ayat yang turun disebut ta’addud al-nazil.
Jika ditemukan dua riwayat atau lebih
tentang sebab turun ayat-ayat dan masing-masing menyebutkan suatu sebab yang
jelas dan berbeda dari yang disebutkan lawannya, maka riwayat ini harus
diteliti dan dianalisis, permasalahannya ada empat bentuk: Pertama, salah satu
dari keduanya shahih dan lainnya tidak. Kedua, keduanya shahih akan tetapi salah satunya mempunyai
penguat ( Murajjih ) dan lainnya tidak. Ketiga, keduanya shahih dan keduanya
sama-sama tidak mempunyai penguat ( Murajjih ). Akan tetapi, keduanya dapat
diambil sekaligus. Keempat, keduanya shahih, tidak mempunyai penguat (Murajjih) dan tidak mungkin
mengambil keduanya sekaligus.
C.
Fungsi
Asbabunnuzul
Mengenai segala hal yang diciptakan oleh
Allah sudah memiliki tujuan dan manfaat, adapun manfaat dan fungsi asbabunnuzul
sebagai berikut :
a.
Membawa
kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan allah secara khusus
mensyari’atkan agama-Nya melalui al-qur’an.
b.
Membantu
dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
c.
Dapat
menolak dugaan adanya Hasr ( pembatasan ).
d.
Dapat
mengkhususkan (Takhsis) hokum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa
yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal.
e.
Diketahui
pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hokum yang terkandung
dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkannya ).
f.
Diketahui
ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa
membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi
orang yang tidak bersalah.[1]
g.
Akan
mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan
wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.
D.
Cara Mengetahui Riwayat Asbabunnuzul
Asbabunnuzul hanya dapat diketahui
berdasarkan periwayatan (pertransmisian) yang benar atau ( naqla shohih ) dari
orang orang yang melihat langsung turunnya ayat tersebut tidak dapat dengan
yang lain, karena peristiwa ini terjadi pada zaman rasul saw bahwasannya dikatakan dalam kitab azzarqani[2].
Pembicaraan asbabunnuzul tidak dibenarkan
kecuali dengan berdasarkanriwayat yang mendengar dari mereka secara langsung
juga bersungguh sungguh dalam mencarinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asbabunnuzul
secara bahasa merupakan bentuk idhofah dari kata asbab dan nuzul, jadi
dapat di artikan sebagai sebab sebab yang melatar belakangi turunnya sesuatu.
Namun asbabunuzul lebih cenderung terhadap sebab sebab diturunkannya al-quran.
Ta’addud
al-asbab wa al-nazil wahid dan Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid meripakan
pembagian dari asbabunujul. Dan untuk mengetahui asbabu nujul ini harus dengan
berdasarkan periwayatan (pertransmisian) yang benar atau ( naqla shohih ) dari
orang orang yang melihat langsung turunnya ayat tersebut tidak dapat dengan
yang lain, karena peristiwa ini terjadi pada zaman rasul saw bahwasannya dikatakan dalam kitab azzarqani
B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan
untuk merevitalisasi pengetahuan mengenai al-quran termasuk asbabunnuzul,
karena hal ini yang akan mengantarkan kita kearah keimanan dan ketakwaan yang
sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar